Teruntuk Ibunda Tercinta



Hidup…
Yaa, inilah kehidupan. Selalu diringi dengan kata suka dan tidak suka, setuju dan tidak setuju, mau dan tidak mau dan semua perbandingan-perbandingan lain yang jika tidak disikapi dengan syukur dan sabar maka akan menimbulkan masalah-masalah baru.
Maha Adilnya Tuhan..
Rencana Yang Maha Kuasa pasti sangat teramat indah, tentunya jika kita syukuri setiap detik hembusan nafas yang diberikan-Nya. Tak terkecuali untukku…
Ibunda tercinta yang selama ini mengasuh, mendidik dan membesarkan, tak henti-hentinya memberikan yang terbaik bahkan selalu ingin yang terbaik untukku. Sebentar lagi usiaku genap 22 tahun, aku sudah harus mulai menatap dan menata masa depan, dan lagi… Ibunda tak henti-hentinya merencanakan hal yang terbaik untuk masa depanku.
Ibundaku tercinta..
Aku sangat mengerti dan memahami keinginanmu, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk kebahagiaan dikehidupanku sekarang dan masa depanku kelak. Kau melihat anak lelakimu satu-satunya mulai tumbuh dewasa, anak tersayangmu mulai menatap masa depannya, putra tercintamu mulai menata kebahagiaannya, mahkota keluargamu mulai mengerti dan memahami akan pentingnya seorang wanita sebagai pendamping hidup. Kembali lagi Ibunda ingin mempersembahkan yang terbaik untuk anaknya, untuk putra mahkotanya.
Tapi kegelisahan mulai muncul dalam hati kecil ini, aku memahami besarnya rasa cinta dan kasih sayang Ibunda untukku, tapi padamu ibu aku mohon, memohon dengan sangat, beri aku kebebasan memilih untuk satu hal ini. Ini masa depanku, ini hatiku, hati putra tersayangmu.
Tidakkah engkau berikan sedikit kepercayaan untukku memilih? Tidakkah engkau ajarkan putra tercintamu ini untuk bisa menata hidupnya sendiri, tanpa harus bergantung kepada orang lain? Tolong… tolong ajarkan dan tolong biarka aku untuk mandiri Ibundaku….
Ajarkan aku untuk dewasa seperti Ayah, biarkan aku mengambil keputusan dengan akal, logika dan hatiku sendiri tanpa ada pengaruh dari siapapun. Tidakkah Ibunda sadar, putramu ini sudah mengerti arti hidup, sudah bisa memilah dan memilih, maka sudah saatnya Ibunda berikan kepercayaan untukku memilih. Bahkan Ibunda melihat kepercayaan itu sudah diberikan Ayahanda padaku?
Yakinlah Ibundaku sayang…
Akan kupersembahkan wanita terbaik kehadapanmu, yang berakhlaqul karimah dan tentunya wanita sholehah sebagai pendamping hidup putramu ini. Wanita yang dengan sepenuh hati mencintai putramu, dan tentunya dengan sepenuh hati mencintai semua keluarga kita…
Engkau egois Ibunda, engkau selalu dan selalu mementingkan kebahagiaanku, tapi tak pernah engkau izinkan dan engkau biarkan putra tercintamu ini untuk sepenuh hati  membahagiakanmu. Anakmu ini sangat ingin membahagiakan hari-hari tua-mu Ibunda, Ayah….
 Aku inginkan wanita yang bisa menyayangi kalian seperti dia menyayangi orangtuanya sendiri. Aku inginkan wanita yang mau merawat dan mengusap peluh kalian, aku ingin pendamping hidupku bisa bersama denganku merawat kalian, menyunggingkan senyum diwajah Ayah Ibunda dan tentunya membahagiakan kalian, bahagia untuk kita semua…
Saat ini memang engkau belum bertemu dengan wanita itu Ibunda,, mungkin karena itu engkau belum bisa yakin bahwa wanita itu yang terbaik untukku, tapi jika momen pertemuan itu datang, dan engkau sudah mengenali wanita yang merebut hati putra mahkotamu, Insya Allah aku yakin engkau akan dengan senang hati menerima kedatangannya ditengah-tengah keluarga kita. Tapi jika Ibunda belum puas dengan pilihan hati putramu, maka silahkan carikan wanita terbaik yang melebihi wanita pilihan hati putramu, dan aku yakin Ibunda tidak akan menemukannya, karena wanita pilihan putramu, adalah wanita terbaik, wanita hebat. Bukankah setiap Lelaki yang sukses ada wanita hebat yang setia mensupportnya dari belakang? Tidakkah Ibunda inginkan hal itu juga berlaku padaku?
Aku yakin se yakin-yakinnya, pasti itu harapan terdalam ibunda selama ini. Tolong…. Tolong berikan Restumu untukku, untuk kami.. Aku ingin hidup bersama wanita pilihan hati ini, wanita yang bisa memahami dan menyejukkan jiwa putra mahkotamu…


Suara Hati Putramu………..
ditemani rintikan hujan,,,,
                                                                                                          Padang, 1 Desember 2013

Satu Shaf di Belakangmu

Aku tahu, kadang-kadang hidup itu tidak adil--menurut kita, meski sebenarnya Tuhan selalu bersikap adil pada manusia yang diciptakan-Nya. Tetapi pada saat kamu merasa hal itu sedang terjadi, dimana kamu merasa sedang jatuh dan dunia memusuhimu, aku di sini, di satu shaf di belakangmu ketika kamu sudah pulang nanti.

Kamu bilang, aku 'rumah'mu. Bukan bangunan atau gedung, tetapi aku. Jadi, sejauh apa pun kamu pergi, kepadakulah kamu akan selalu kembali. Karena itulah, aku selalu di sini tidak pernah pergi apa pun yang menimpamu, dulu, sekarang, ataupun nanti. Karena akulah tempat kamu bisa selalu pulang. Jadi, setiap hari, aku bersedia menunggu, menyiapkan teh panas sementara kamu mengambil air wudlu. Lalu aku akan bersiap untuk berdiri satu shaf di belakangmu.


Dan ketika kamu lelah, aku juga selalu di sini. Menyediakan bahuku. Menemanimu bercerita untuk mengurai semua kisah satu demi satu, lalu mencari jalan untuk mengatasinya berdua. Karena untuk melihat senyummu, aku masih dengan senang hati berada satu shaf di belakangmu.

Aku akan selalu satu shaf di belakangmu, dalam sholat berdua, atau dalam menjalani hidup berdua. Tidak hanya ketika berbahagia, tetapi juga ketika kamu sedang pada taraf jatuh sehingga tidak punya siapa-siapa. Karena aku tahu, kamu selalu melakukan hal terbaik yang kamu bisa untuk menjaga bahagiaku. Yang kamu minta hanyalah, aku tetap selalu berada di satu shaf di belakangmu. Bukan untuk selalu menjadi buntutmu, tapi untuk berdoa bersama dan berterima kasih bersama atas semua bahagia.
Sumber : namarappucino.com

Boleh Tukar Istriku dengan Istrimu?

Senyumnya mengembang menyambutku sepulang dari kantor. Seperti biasa, wanita itu mengajakku duduk di sofa. Kemudian wanita itu membuka sepatuku, kaus kakiku dan tidak lupa menyuguhkan secangkir teh manis hangat dan sepiring kue kesukaanku.

Dia adalah Heny. Istriku yang sudah 13 tahun menemaniku dan telah memberiku 3 orang anak yang lucu.Ketika awal menikah, Heny seorang wanita karir yang cantik dan menarik. Sungguh, Heny benar-benar membuatku jatuh cinta.

Namun sejak kelahiran Daffa anak pertama kami, dia memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja. Heny ingin lebih fokus dalam merawat dan mendidik anak-anak kami.

Aku tak mempermasalahkan alasannya. Aku ikut senang dan mendukungnya. Penghasilanku sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan rumah tangga kami.

Namun seiring berjalannya waktu, Heny telah berubah di mataku. Heny tak semenarik dulu lagi. Sibuknya Heny dalam mengurus rumah tangga dan merawat anak-anak kami, membuat Heny lalai dalam merawat dirinya. Heny jarang menggunakan make up, parfum, dan sering kali memakai daster butut yang selalu setia menemaninya di rumah. Menurut Heny, sangat nyaman dan adem bila memakai daster di cuaca yang sangat panas.

“Mau makan malam atau mandi dulu mas?” Heny membuyarkan lamunanku.

Di tangannya sudah siap handuk dan baju gantiku. Mataku sempat melirik sebuah foto pernikahan di dinding dengan tulisan dibawahnya: Heny & Ardi. Kami tampak begitu bahagia dan serasi.

“Mandi saja dek, tadi di kantor aku sudah makan”,

Aku terpaksa berbohong, meski sebenarnya aku belum makan, pemandangan lusuh yang ada di mataku telah merusak selera makanku.

Sementara di kantor, rekan-rekan wanitaku tampilannya modis dan wangi namun di rumah wanita yang menyambutku berbeda bagai langit dan bumi. Istriku yang memakai daster lusuh dan berdandan sangat natural.

Selesai mandi, segera aku masuk ke kamar Daffa. Dia tengah tertidur pulas. Di usianya yang masih 10 tahun, sudah terlihat wajahnya mengadopsi wajahku. Kukecup keningnya, selanjutnya aku beranjak menuju kamar Zahra dan Nadia. Mereka masih tidur dalam satu kamar. Kecantikan wajah keduanya mewarisi wajah Heny, istriku. Setelah kucium keduanya yang sedang terlelap, segera aku beranjak menuju kamar tidurku.

Di dalam kamar, istriku sedang menyalakan lampu tidur. Aku segera berbaring ke tempat tidur yang telah rapi. Meski di rumah tidak ada pembantu rumah tangga, namun istriku mampu mengerjakan hampir semua pekerjaan rumah dengan baik. Dia memang tergolong wanita yang rajin, seolah-olah tidak ada capeknya.

“Bagaimana dengan pekerjaannya di kantor, mas ?”

“Baik dek” aku biasa memanggilnya dengan sebutan adek.

“Bener nggak ada masalah mas? Kok kuperhatikan akhir-akhir ini mas banyak diam”

“Iya, ngggak apa-apa kok,”

“Syukurlah kalau begitu mas” Heny ikut naik ke ranjang sambil menyelimuti tubuhku dengan selimut yang lembut dan wangi. Aku memang tidak terlalu kuat dengan dingin AC.

Aku tidak bisa nyenyak dalam tidurku, jujur aku merasakan suatu kebosanan dengan kehidupanku. Disampingku istriku tidur dengan memakai daster kembang-kembang warna kuning yang juga dipakainya saat hamil Daffa anak pertamaku, yaaa…. berarti sudah 10 tahun lebih usia daster lusuh itu. Sungguh menjadi inspirasi untuk datangnya mimpi burukku.


***********

Saat makan siang di kantor aku mengutarakan tentang kehidupan rumah tanggaku yang membosankan kepada Rudi dan Rio temen akrabku. Sambil tersenyum, silih berganti mereka mendengarkan keluhanku.

“Itu karena kamu terlalu monoton Ardi, terlalu lurus berumah tangga. Sekali-kali cobalah melakukan sesuatu yang ekstrim untuk membakar kembali gelora jiwamu” Rudi nyerocos sambil menikmati sepiring nasi goreng.

“Betul tuh kata Rudi, cobalah melakukan sesuatu yang ekstrim agar kehidupan rumah tanggamu tidak monoton, dengan cara selingkuh misalnya, tuh.. diem-diem Siska, anak baru di departemen kita kuperhatikan sering curi-curi pandang ke kamu Ar, udah… jadiin aja Siska selingkuhanmu, aku yakin dengan berselingkuh kamu akan menemukan kembali apa yang selama ini hilang dari hidupmu” Rio turut memberikan usulannya.

Benar juga kata mereka, Siska anak baru di departemenku memang kuperhatikan sering curi-curi pandang, senyum serta sorot matanya menyiratkan sesuatu maksud tertentu kepadaku.

Meski di usiaku yang menginjak 38 tahun, namun ketampananku belum pudar, ditambah lagi posisiku di kantor yang cukup mapan, aku yakin tidak terlalu sulit buatku mendapatkan seorang wanita.

“Aku tidak mau terjebak dengan komitmen kepada seorang wanita friend, ada usulan lain nggak?”

“Kalau tidak mau susah-susah pelihara kambing, langsung beli satenya aja, ngerti kan maksudku Ar” kata Rudi dengan senyum nakalnya.

“Kita bisa kok mengantarmu ke tempat gadis-gadis cantik yang akan memuaskanmu, cinta satu malam, puas, tanpa komitmen, bayar, pulang deh berkumpul lagi bareng keluarga” Rio turut menimpali.

“Ok deh, thanks ya friend masukannya, aku pikir-pikir dulu.”

“Iya tapi jangan terlalu lama mikirnya, keburu digaet pak bos tuh si Siska, tahu sendiri bos kita nggak bisa lihat cewek bohay dikit” kata Rudi.

*********

Untuk berselingkuh dengan wanita lain aku masih belum berani, demikian juga untuk berzinah, tidak pernah ada dalam kamusku. Dalam kekalutanku aku menghubungi Bimo, kakakku untuk bertemu saat makan siang.

Akhirnya pertemuanku dengan kakakku Bimo, akan terlaksana juga. Syukurlah di tengah kesibukannya, ia masih sempat meluangkan waktu untuk mendengar curahan hatiku.

“Hallo… sudah lama nunggu Di?
Bimo tersenyum menghampiriku.

Bimo mengenakan atasan setelan hem biru lengan panjang dan dipadukan dengan celana panjang hitam. Melihatnya, seolah aku sedang bercermin. Kita memang saudara kembar, namanya Bimo, dia lebih tua 10 menit dariku, sehingga antara kami berdua tidak ada yang memanggil kakak atau adik melainkan langsung dengan nama kami masing-masing.

“Begitulah Bim, masalah berat yang sedang aku hadapi”

Kening Bimo langsung berkerut pertanda sedang berfikir setalah mendengarkan panjang lebar curhatku, tidak lupa usulan teman-temanku Rudi dan Rio aku sampaikan kepadanya.

Bimo telah menikah juga dan baru dikaruniai 1 orang anak. Pernikan kita dahulu dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Masih teringat ekspresi para tamu undangan yang tersenyum-senyum menyaksikan dua pasang pengantin dengan mempelai pria kembar identik. Ketika bersalaman tidak henti-hentinya para tamu berpesan kepada Heny istriku, dan kepada Rosa istri Bimo,

“Awas jangan sampai tertukar ya suaminya di malam pertama!!”

Kami pun hanya bisa tersenyum membayangkan malam pertama tertukar, hihihi

**********

“Semua keluarga pasti ada permasalahan Di, akupun juga tidak luput dari permasalahan keluarga” Bimo berucap sambil menghisap sebatang rokok.

Di mataku Bimo laki-laki yang sangat beruntung, punya istri Rosa yang cantik, seksi dan wangi. Tidak seperti Heny yang lusuh dan bau minyak. Rosa seorang sekretaris pada sebuah perusahaan minyak asing. Kemanapun tampilannya selalu modis dan wangi. Bahkan ketika kami sekaluarga menginap di rumah Bimo, Rosa selalu tampil cantik di rumah.

“Kamu beruntung Di punya istri Heny, seorang ibu yang pinter mendidik anak, telaten melayanimu dan bisa setiap saat bertemu denganmu, sedangkan aku karena kesibukan Rosa, jarang punya waktu untuk menikmati saat kebersamaan.”

“Tapi aku membutuhkan suatu terobosan besar dalam kehidupanku yang monotan ini Bim, kalau tidak, aku ragu apakah bahtera rumah tanggaku ini bisa diselamatkan. Kalau untuk selingkuh atau “jajan” seperti usul teman-temanku aku jelas tidak bisa melaksanakan Bim, duh.. gimana dong ada solusi nggak?”

“Hmm… gimana kalau aku tawarkan sesuatu yang ekstrim tapiiii… nggak jadi deh, Di..” ucap Bimo ragu-ragu.

“Ayo dong Bim, lanjutin kata-katanya, aku pasti setuju deh” pintaku dengan penasaran

“Sebenarnya aku ragu dengan usulanku ini, sangat ekstrim, namun lebih baik dibandingkan dengan selingkuh atau jajan Di. Kamu ingat tidak saat kita keluarga besar bertemu, Heny dan Rosa sering salah mengira aku adalah kamu dan sebaliknya kamu dikira aku.”

“Bener juga ya Bim, selain papa mama, istri-istri dan anak-anak kita masih sering keliru, karena wajah, suara, postur dan perangai kita memang bener-bener susah dibedakan, terusss… maksud kamu apa Bim?” tanyaku tak sabar.

“Begini Di, setelah mendengar penjelasanmu tadi tentang tidak bahagianya kamu dengan istrimu, dan demi meyelamatkan rumah tangga kalian maka aku berfikir bagaimana kalau sementara waktu kita saling bertukar posisi, kamu di posisiku dan aku menggantikan posisimu

Barter atau tukeran istri maksudmu Bim”? tanyaku kaget dengan mata melotot.

“Bukan sekedar istri namun juga barter seluruh kesehariannya, keluarga dan pekerjaan Di, cukup satu minggu saja dan ada satu syarat yang tidak boleh kita langgar”?

“Syarat apa tuh, Bim”?

“Kamu berjanji tidak menggauli istriku Rosa Di, dan sebaliknya aku juga tidak berhubungan intim dengan istrimu Heny, bagaimana?”

“Baiklah Bim kalau itu aku pasti setuju, tapi kalau boleh tahu apa alasanmu merelakan aku menikmati berada dalam posisimu meski cuma sementara”

“Seperti yang aku utarakan tadi Di, kulakukan ini untuk menyelamatkan kehidupan rumah tangga kalian, dari pada kamu terjerumus ke hal-hal yang tidak benar seperti teman-temanmu, disamping itu aku juga ingin menunjukkan kepadamu bahwa aku pun memiliki permasalahan dengan istriku, setiap rumah tangga pasti ada problem, yang terpenting bagaimana kita menyikapinya”

“Baik lah mulai kapan kita mulai permainan ini Bim”

“Sekarang saja mumpung kita bisa bertemu Di.”

Maka setelah kami saling bertukar informasi tentang situasi rumah, istri, anak-anak, pekerjaan dan lain-lain maka mulailah kami bertukar pakaian, HP dan kendaraan untuk melanjutkan keidupan sandiwara kami.

*********

Kupacu mobil Bimo menuju rumahnya yang sementara waktu akan jadi rumahku. Ada perasaan bimbang juga bagaimana bila Rosa, atau Farhan anaknya Bimo mengenaliku bukan Bimo.

Sesampainya di rumah, yang membukakan pintu bukanlah Rosa melainkan Mbok Rusti pembantu setia keluarga Bimo.

Dalam foto-foto yang dipajang di dinding nampak wajah cantik Rosa, hmm aku pasti bahagia seminggu ini menggantikan Bimo.

“Ibu belum pulang pak, bapak mau minum teh atau kopi? Makanan sudah mbok siapkan di meja makan” kata mbok Rusti.

Lega juga akhirnya ternyata mbok Rusti mengira aku Bimo

“Baik mbok, makasih,”

Belum sempat aku membuka sepatu, Farhan keponakanku, anak Bimo satu-satunya langsung menarik tanganku.

“Pa temenin Farhan maen bola ya.. trus maen kuda-kudaan”

“Sudah malam Farhan, papa capek besok saja ya?”

“Nggak mau, pokoknya papa harus temenin maen, kalau tidak Farhan nggak mau tidur malam”.

Dengan sangat terpaksa aku menemanin keponakanku itu bermain sepuasnya. Bayangan Heny tiba-tiba muncul di benakku. Betapa capeknya dia selama ini mengurus ketiga orang anakku, dia melakukannya tanpa mengeluh sedikitpun.

Selesai bermain, aku masih harus menunggu sampai Farhan sampai tertidur dan aku baru bisa mandi. Tidak ada lagi Heny yang menyiapkan handuk dan baju gantiku, aku sekarang melakukannya sendiri.

Selesai mandi aku menonton TV sambil menunggu kedatangan Rosa.

“Bapak nggak makan, pak?” sapa mbok Rusti.

“Nanti saja mbok nunggu ibu datang”

“Sebaiknya bapak makan duluan, ibu kan biasa pulang hampir tengah malam, bapak bisa kena sakit magg kalau menunggu ibu pulang” saran mbok Rusti kepadaku.

Benar juga sampai jam 22.00 Rosa belum juga pulang, akhirnya kusantap juga makanan yang sudah disiapkan mbok Surti sejak tadi, rasanya hambar dan dingin sangat berbeda dengan masakan Heny istriku. Istriku pinter masak dan bikin kue, di hari libur pasti disempatkannya membuat sendiri kue-kue yang lezat.

Akhirnya aku tertidur juga, karena seharian capek kerja ditambah lagi menemani Farhan main kuda-kudaan. Aku terbangun dari tidurku karena merasa kedinginan, hmm pastes ternyata aku lupa tidak memakai selimut, biasanya istriku Heny yang memakaikan selimut jika aku lupa memakainya.

Kulihat disampingku tertidur seorang wanita bergaun tidur putih… Ahh hampir saja aku berteriak ketakutan,kupikir penampakan disampingku sejenis makhluk halus. Bergaun putih, muka pucat putih kaya topeng. Benar-benar membuatku terkejut.

Ternyata setelah kuperhatikan lebih dekat dia adalah Rosa. Tidurnya terlentang seperti mayat, muka pakai masker krim yang tebalnya 1cm ditambah irisan mentimun di matanya.

Hmm… akhirnya kulanjutkan tidur juga, dalam hati aku berpikir apa enaknya Bimo punya istri cantik dan seksi namun tidurnya tidak lebih dari mayat begini, masih mending Heny istriku yang dengan lembut dan penuh kasih sayang memperlakukan aku di atas ranjang.

********

Bangun tidur tidak kulihat Rosa disampingku. Mungkin dia sedang mandi, kudengar bunyi gemericik shower di kamar mandi yang ada di kamar. Segera saja aku menuju kamar mandi bawah untuk mandi. Setelah mandi aku masuk kamar dan kulihat Rosa sedang berdandan untuk ke kantor.

“Pa… sarapan sama Farhan ya, mama ada meeting pagi-pagi, nggak sempet sarapan. Oh ya pa, mulai nanti malam mama ada dinas luar kota selama 1 minggu, baik-baik ya di rumah “

Aku pun mengangguk serta beranjak turun untuk sarapan. Saat sedang menyantap sarapan, Rosa keluar dari kamar menuruni anak tangga, tampilannya sangat cantik, seksi dan wangi.

”Berangkat dulu ya pa, Farhan jangan nakal ya, mbok jaga rumah baik-baik !!” sambil menciumku ia beranjak menuju mobil meninggalkan bekas lipstick di pipiku.

Ternyata kecantikan dan keseksiannya hanya untuk orang lain bahkan suaminya pun tidak ada waktu untuk menikmatinya. Malang sekali nasibmu Bimo kakakku…

***********

Sesampainya di kantor pertama kali yang kulakukan adalah menelpon Bimo saudara kembarku.

“Bim, tidak perlu menunggu sampai seminggu, barter ini selesai di sini saja ya. Aku tidak kuat” kataku pada Bimo.

“Hahaha… sudah kuduga kamu pasti akan menyerah Di, ok lah kita bertemu siang ini di kantin biasanya”,

Aku dengar gelak tawa Bimo di ujung telepon sana.

**********

Sesampainya di rumah, seperti biasa dengan senyum indahnya, Heny menyambut kedatanganku. Melepas sepatuku, kaus kakiku, dan menyiapkan air hangat untuk mandiku serta menemaniku makan malam. Masakan istriku yang masih hangat terasa begitu nikmat di lidahku.Meski baru sehari aku tidak merasakannya, serasa setahun aku tidak menikmati masakan lezat itu.

Ku lihat bola matanya lebih dalam, kulihat sorot mata kelelahan. Istriku ternyata begitu berat pekerjaanmu di rumah selama ini. Merawat ketiga anakku ditambah aku yang seolah-olah menjadi anak keempatmu yang masih serba dilayani sehingga tidak ada waktu untuk sekedar merawat tubuhmu.

Saat selesai sholat isya berjamaah dengan istriku, seperti biasa ia meraih tanganku untuk diciumnya dengan mesra. Ohh.. kurasakan tangan yang dulu begitu halus kini telah berubah sedemikian kasar, dan kurus, pastilah karena kerja kerasnya di rumah selama ini.

Kucium tangan suci ini, bagiku ini adalah tangan suci kedua setelah ibuku. Maafkan aku istriku, anak-anakku, aku selama ini hanya bisa menuntut ini dan itu bahkan begitu pengecut untuk sekedar mengutarakan uneg-unegku. Selalu membanding-bandingkanmu dengan wanita lain. Suami macam apa aku ini, yang hanya tahu mencari uang tanpa memikirkan keluarga.

Sebelum tidur, aku dan Heny berdikusi banyak hal. Aku menyampaikan keluhanku padanya dengan cara yang halus tanpa menyinggung perasaannya. Setengah merayu dan memuji kukatakan padanya bahwa aku ingin melihat dan menikmati tubuh indahnya, dengan memberikan sebuah hadiah yang kubeli sepulang dari kantor tadi,

” Dek, aku punya hadiah untuk mu” kataku sambil menyodorkan bungkusan kado berwana biru. Warna kesukaan Heny.

Dengan terkejut dan mata berbinar-binar Heny membuka kadonya


” Wah, surprise nih mas. Boleh aku buka sekarang? ” tanyanya tak sabar.

” Ya, semoga dek Heny suka dan mau memakainya malam ini ” kataku sambil mengedipkan mata.

Dengan terburu-buru Heny membuka. Roman muka yang begitu gembira ketika Heny melihat Ardi membelikan setengah lusin Lingerie seksi pengganti daster batiknya yang lusuh. Heny memeluk Ardi dengan malu-malu dan berkata,

“Terima kasih mas, aku pasti pakai malam ini “

Aku juga menyarankan kepada Heny untuk mengambil seorang pembantu rumah tangga dari sebuah yayasan. Tujuanku agar Heny tidak terlalu kelelahan dalam mengurus rumah tangga dan anak-anak kami. Sehingga Heny masih mempunyai waktu luang untuk merawat diri, kesalon, berolah raga dan membaca buku kegemarannya.

Heny sangat gembira sekali. Dan permasalahan dikelurga kami telah tersolusikan.

“I Love you, Heny! Kataku sambil memeluknya

“Terima kasih sudah menemani dan mengurus aku dan anak-anak selama ini”,

Kukecup keningnya dan tidak terasa meleleh air mataku, telah kutemukan apa yang selama ini aku cari-cari.

***********



Sumber: Kaskus
dan Sumber: abdulazis80.blogspot.com

Senja Tak Slamanya Merah...



Ketika kusadari…
Senja tak slamanya merah
Begitu juga suasana hati
Tak slamanya ceria

Senja kelam
Hati temaram
Ahh.. Entahlah…
Senja ini tak sepaham…

Labuhan Kasih.....





Gelora Ombak Samudera
Sebongkah Duka Dibalik Tawa
Gubuk Derita..
Labuhan Kasih
                            Ayah
                                          &
                                                Bunda

SIAPA DIRIMU SEBENARNYA...???



Nepotisme terjadi karena takut caci dan dengki
Korupsi dan kolusi merajalela karena gengsi dan iri
Apa yang ada dibenakmu???

Katanya sosialis,,
Rupanya Individualis
Rasanya solidaritas,,
Nyatanya saling menindas

Datang hanya untuk uang
Abdi hanya untuk materi
Apa yang ada dibenakmu???

Akankah demi pangkat dan derajat
Terkorban harkat dan martabat
Akankah demi satu untk semua
Terkorban semuanya karena Satu
Sia-sia…..

Surat Cinta Untuk Gubernur

Surat Cinta Untuk Bapak Gubernur
Muara Bungo, 07 Juni 2013
Kepada Yth.
Bapak Gubernur Jambi
                           Di,-
                                    Tempat.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Teriring salam serta do’a semoga Bapak sekeluarga dalam keadaan sehat walafiyat, dan semoga masyarakat jambi dibawah kepemimpinan Bapak semakin baik dan semakin sejahtera, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Kami Mahasiswa sangat mendukung Program JAMBI EMAS yang bapak canangkan, karena ini merupakan terobosan yang luar biasa dan bisa terealisasi dengan baik. Dari sekian banyak Program bapak ada 1 program yang menurut saya pribadi sangat brillian karena langsung menyentuh masyarakat yang kurang mampu yaitu program SAMISAKE yang tujuan akhirnya adalah Bedah Rumah Masyarakat yang keadaan ekonominya dibawah rata-rata.
Pendapat diatas bisa saya ungkapakan karena memang saya terjun langsung kemasyarakat terkait hal yang satu ini, kebetulan memang saya mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, jadi saya dan kawan-kawan mencoba ikut mengambil peran dalam program bedah rumah ini. Antusiasme dari masyarakat sangat luar biasa, apalagi rasa syukur dari warga yang memang menjadi obyek dari program ini. Semoga Program-program brillian yang lainnya tetap bergulir kemasyarakat sehingga impian Bapak, impian kita semua untuk jambi yang sejahtera bisa tercapai dengan baik.
Diluar konteks pembahasan diatas ada satu hal yang membuat saya merasa miris melihat keadaan, yaitu terkait Eksploitasi Penambangan Emas dan Pasir yang sangat marak hampir disemua sungai yang ada di Provinsi Jambi, terlebih di Sungai Batanghari yang menurut saya inilah asset terbesar kita Provinsi Jambi. Kenapa ini terlihat seperti dibiarkan? Memang ada beberapa kali razia yang dilakukan baik oleh pihak Kepolisian dan SatPol PP setempat, tapi itu tidak efektif karena tidak membuat jera masyarakat.
Sebagai Generasi Muda Penerus Bangsa yang notabene kami Mahasiswa dan biasa dijuluki The Agent of Change, dalam hal ini tidak hanya melemparkan masalah, dan hanya bisa menyalahkan satu pihak, karena memang dalam hal ini kita semua yang harus bertanggung jawab termasuk kami Mahasiswa, tapi disini saya mencoba untuk menawarkan solusi berupa gagasan yang mungkin bagi Bapak biasa, tapi menurut pandangan saya gagasan ini jika dijalankan akan mempunyai prospek yang sangat bagus untuk kemajuan Provinsi Jambi Kedepannya. Dan sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak, saya sedikitpun tidak bermaksud mengajari, memerintah ataupun menyuruh bapak, tapi niat saya Tulus untuk kebaikan dan kemajuan Provinsi kita kedepannya, karena saya tau ilmu yang saya dapat belum ada apa-apanya dibandingkan dengan pengetahuan dan pengalaman bapak.
Bapak Gubernur yang saya hormati, Gagasan yang saya coba angkat disini untuk normalisasi Sungai Batanghari adalah dengan mengadakan Agenda Tahunan yaitu Tour de Batanghari, nantinya kita adakan kejuaraan perahu naga mungkin bisa kita mulai dari Level provinsi Jambi terlebih dahulu, setelah itu meningkat ke Nasional bahkan Internasional. Yang mana peserta akan menjelajahi aliran sungai Batanghari dari Perbatasan Jambi-Sumbar sampai kekota jambi, tentunya dengan dibagi menjadi beberapa etape, mungkin bisa 5-10 etape.
Dengan adanya event diatas, dalam rangka persiapan maka pasti akan ada tindakan untuk normalisasi Batanghari. Paling tidak dalam waktu 1 bulan sungai Batanghari bersih dan bebas dari penambangan (PETI Free Mouth). Disisi lain, dari segi pariwisata dan perekonomian juga sangat menguntungkan. Sebagai contoh perbandingan, event Balap Sepeda Tour De Singkarak yang baru 5 tahun dilaksanakan di Sumatera Barat sudah menjadi agenda Internasional yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya.
Seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu “Karena yang penting bukan Tour de Singkaraknya, tapi apa yang kita hasilkan dari Tour de Singkarak yang boleh dikatakan sekarang sudah menjadi regular event di kalender internasional yang diselenggarakan Sumatera Barat. Banyak manfaat yang bisa dipetik dalam pergelaran akbar semacam ini. Bagi masyarakat Sumatera Barat, dengan menjadi tuan rumah TdS akan menumbuhkan kebanggan terhadap daerahnya dan Sumatera Barat sebagai provinsi.”
Ketika mengangkat suatu event didaerah, maka secara otomatis juga akan mengangkat nama Indonesia. Begitu juga dengan hal-hal yang terkait dengan daerah tersebut, seperti kuliner, kebudayaan, kearifan local bahkan ekonomi kreatif juga akan terangkat. Sehingga berdampak pada penurunan angka kemiskinan, dan tentunya juga akan menimbulkan multiplier effect, mulai dari perbaikan dan penambahan infrastruktur seperti jalan, hotel, dan lain-lain.
. Kenapa event sekelas Tour de Singkarak tidak kita terapkan di Provinsi Jambi? Batanghari merupakan icon kita, kenapa tidak kita manfaatkan??

Bapak Gubernur yang terhormat, pada akhirnya apapun keputusan bapak akan kami terima, kami sangat berharap respon dari Bapak mengenai hal ini. Salam hangat dari kami Mahasiswa Universitas Muara Bungo.

Hormat kami,
A.N. Mahasiswa Universitas Muara Bungo




HANIF FAUZI NUR
Presiden Mahasiswa BEM Universitas Muara Bungo